Sabtu, 16 April 2011

Khasiat Buah Dan Daun Sirsak Penyembuh Kanker

Buah Penyembuh Kanker 10.000 Kali Lebih Ampuh Daripada Kemoterapi



Buah sirsak telah diteliti dan dikembangkan sebagai bahan baku obat kanker, terutama kanker prostat, pankreas, dan paru-paru. Sebuah perusahaan di Amerika rela mengucurkan miliaran dolar demi membuktikan khasiat sirsak sebagai pembunuh sel kanker yang efektif dan jauh lebih aman ketimbang terapi kemo. Sayang, hingga kini obat tersebut masih dirahasiakan.

Berita tentang rahasia buah sirsak itu belakangan terkuak dan menyebar luas dengan cepat melalui milis. Informasi tersebut tentu cukup menggembirakan, terutama bagi para penderita kanker dan keluarganya.

“Syukurlah kalau itu benar, papa saya biar makan sirsak saja, nggak usah ngabisin banyak duit,” ujar Emmy, yang ayahnya tujuh bulan lalu divonis menderita kanker paru-paru.

Saat ini jumlah penderita kanker memang terus bertambah, dan belum ada solusi yang dianggap minimal efek samping. Sementara dalam penemuan itu disebutkan, obat berbahan baku buah sirsak ini memiliki manfaat 10 ribu kali lebih kuat daripada kemoterapi.

Di tengah kenyataan itu, sebuah perusahaan Amerika yang telah lama meneliti dan mengembangkan buah sirsak (soursop) sebagai bahan obat kanker masih menutup rapat rahasia keajaiban buah ini. Apa sebenarnya yang terjadi dalam penelitian sirsak?

Sepuluh ribu kali lebih kuat

Semua itu berawal dari penelitian di Universitas Purdue, Amerika Serikat, yang berhasil membuktikan buah sirsak efektif membunuh sel-sel kanker. Sayangnya, hasil penelitian itu belum bisa dirilis kepada publik.

Sepertinya mereka ingin mengambil keuntungan atas hasil penelitian tersebut. Maklum, dana yang dikeluarkan untuk penelitian itu terbilang amat sangat besar.

Bicara soal kehebatan buah sirsak atau graviola, sebenarnya telah lama dilaporkan lembaga-lembaga penelitian di AS. Health Sciences Institute, AS,pada awal tahun 2000 mengungkapkan, buah yang dalam Spanyol disebut graviola itu memiliki kemampuan sebagai pembunuh alami sel kanker, bahkan hingga 10 ribu kali lebih kuat dari kemoterapi yang menggunakan zat kimia.

Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur, dan efektif melawan berbagai jenis parasit atau cacing. Sirsak juga efektif menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres, dan menormalkan kembali sistem saraf yang terganggu.

Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan suku Indian yang hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dan pohon ini, seperti kulit kayu, akar, daun, daging buah, dan bijinya, selama berabad-abad dijadikan obat oleh suku bangsa itu. Graviola atau sirsak diyakini masyarakat Amazon sebagai obat sakit jantung, asma, gangguan fungsi lever (hati), dan rematik.

The National Cancer Institute telah melakukan penelitian terhadap graviola sejak tahun 1976. Uji coba itu dilakukan di 20 laboratorium independen yang berbeda di bawah pengawasan The National Cancer Institute.

Memburu hanya sel jahat

Di Asia, penelitian serupa dilakukan di Korea Selatan. Suatu studi yang dipublikasikan dalam the Journal of Natural Products menyatakan, studi yang dilakukan di Catholic University di Korea Selatan menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia bernama annonaceous acetogenin yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan, dan membunuh sel kanker yang berkembang di usus besar.

Penemuan yang mencolok dari studi tersebut adalah bahwa zat antikanker itu juga mampu menyeleksi dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh.

Bandingkan dengan kemoterapi, yang selama ini digunakan untuk mengobati penderita kanker yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat. Sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis dalam kemoterapi. Dampaknya, timbul efek negatif berupa rasa mual, rambut rontok, dan penurunan berat badan secara drastis.

Selain itu, keampuhan buah sirsak adalah melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan. Dampaknya bagi penderita kanker adalah energi mereka semakin meningkat dan penampilan fisik semakin membaik.


Cara Penggunaan 
Daun direbus
Di Indonesia, sirsak sebagai obat alami juga sudah lama dikenal. Dosis yang pernah dicoba para terapis herbal untuk mengatasi pertumbuhan sel kanker adalah 10 helai daun sirsak yang telah hijau tua direbus dengan 3 gelas air (600 cc), dan dibiarkan hingga tersisa satu gelas air (200 cc). Setelah dingin, lalu disaring dan airnya diminum setiap pagi (ada beberapa pasien yang minum pagi-sore).

Efek dari konsumsi rebusan daun sirsak adalah perut terasa hangat atau panas, lalu badan akan berkeringat deras. Perlu dipahami bahwa penggunaan ramuan herbal tidak berkhasiat langsung atau cespleng alias sembuh seketika seperti efek yang ditawarkan obat kimia. Artinya, butuh kedisiplinan untuk minum ramuan selama 3-4 minggu.

Setelah itu, efeknya baru bisa dirasakan dan itu pun belum bisa diuji secara ilmiah, lebih mengandalkan testimoni atau pengakuan empiris.

Hambali (33 tahun) penderita kanker prostat mengakui, setelah rajin minum jus sirsak tanpa gula kondisinya lebih baik. Ia bisa beraktivitas kembali setelah sebelumnya susah bergerak. Saat diperiksa di laboratorium, ternyata sel-sel kankernya mengering. Sel-sel lain yang tumbuh (rambut, kuku, dan lain-lain) sama sekali tidak terganggu.

Mengingat keampuhan tersebut, alangkah indahnya jika hasil penelitian ilmiah bisa diketahui publik dan menjadi dasar digunakannya sirsak sebagai obat kanker, agar memberi secercah harapan bagi para penderita penyakit yang mematikan ini.

Ragam Khasiat Sirsak

Hampir semua bagian dari pohon sirsak, mulai kulit kayu, akar, daun, daging buah, hingga bijinya, selama berabad-abad dijadikan obat oleh suku Indian di Amerika Selatan. Beberapa gangguan kesehatan di antaranya sakit jantung, asma, masalah lever (hati), dan rematik diatasi dengan sirsak.

Fakta empiris tersebut menarik perhatian suatu perusahaan yang kemudian mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka tes terhadap sirsak. Hasilnya sangat mencengangkan.

Berikut hasil temuan ragam khasiat Sirsak:
� Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif, tanpa konsekuensi rasa mual, berat badan turun, atau rambut rontok, seperti yang biasa terjadi pada terapi kemo.
� Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
� Meningkatkan energi dan membuat penampilan fisik membaik.
� Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker. Di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
� Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang umum digunakan.
� Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya �memburu” dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membasmi sel-sel sehat.


19 Kanker
Dokter lain yang meresepkan daun Annona muricata kepada para pasien adalah dr Paulus Wahyudi Halim Med Chir di Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Degli Studi Padova, Italia, itu daya tembus senyawa aktif dalam daun sirsak ke sel kanker sangat kuat. Selain itu daun sirsak juga mampu melokalisir sel kanker. Ia meresepkan ekstraksi daun sirsak dalam kapsul kepada para pasien kanker sejak 2002.
Total ada 19 jenis penyakit kanker yang pasiennya ia resepkan daun sirsak seperti kanker payudara, kanker usus, dan paru-paru. Harap mafhum, “Semua bagian tubuh manusia berpotensi terserang kanker, kecuali rambut dan kuku,” kata ahli kanker yang mendalami pengobatan tradisonal, dr Willie Japaries MARS. Pasien dr Paulus, dokter ahli bedah dan ahli lepra, 80% memang pasien kanker yang datang dari berbagai kota.
Mantan direktur Rumahsakit Sitanala, Kabupaten Tangerang, Banten, itu senantiasa meresepkan daun sirsak secara majemuk. “Tak ada peluru ajaib untuk menembak kanker. Tanaman obat harus campuran sehingga sinergis dan hasil maksimal. Sinergisme juga menetralisir efek samping,” kata Paulus. Menurut Paulus herbal pendamping itu sangat individual sehingga tak dapat digeneralisir.
Dokter yang 8 tahun bertugas di Uganda dan Etiopia itu mencontohkan jika ginjal pasien kanker bermasalah, maka ia menambahkan kejibeling Strobilanthes crispus atau kumis kucing Orthosiphon aristatus. Paulus mengatakan peran daun sirsak dan herbal lain itu hanya 40%. Selebihnya andil banyak faktor seperti sikap, gaya hidup, dan kondisi kejiwaan. “Penyerapan obat di usus lebih baik, jika (pasien) tak stres,” kata Paulus.
Lihatlah kondisi Diana Darmawan yang mengidap kanker payudara ganas stadium 2C. Bobot tubuh perempuan 45 tahun itu anjlok, perut terasa panas, muntah terus-menerus, rambut, alis, dan bulu mata rontok tidak bersisa. Kulit yang semula putih bersih berubah warna menjadi ungu keabu-abuan. Itu akibat kemoterapi di Pusat Kanker Nasional Singapura. Sepekan kemudian ia menemui dr Paulus. Meski kondisi memburuk, tetapi Diana optimis setelah memperoleh dukungan dari keluarga. Itu membantu mempercepat pemulihan.
Untuk memulihkan kondisi tubuh, ibu 3 anak itu mengonsumsi kombinasi herbal, daun sirsak, sambiloto, dan temulawak resep dari dr Paulus. Frekuensi konsumsi 3 kali sehari masing-masing sebuah kapsul. Tiga bulan kemudian, kondisi kian membaik dengan indikasi hilangnya keluhankeluhan itu. Kulit Diana juga kembali bersih. Akhir Januari 2011, ia kembali memeriksakan diri di Pusat Kanker Nasional Singapura. Hasilnya, sel kanker tak terdeteksi di tubuh Diana. Menurut dr Paulus, pascakemoterapi 20% sel kanker masih tersisa.
Lebih luas
Dokter kepresidenan, dr Hardhi Pranata SpS MARS, turut menganjurkan daun sirsak, terutama kepada pasien kanker usus besar, kanker paruparu, kankier prostat, dan kanker payudara. Selain itu Ketua Umum Himpunan Dokter Herbal Medik Indonesia itu juga menganjurkan pemanfaatan daun sirsak kepada pasien penyakit saraf. Menurut Hardhi, daun sirsak bersifat menenangkan. Seorang pasiennya mengidap kanker payudara studium 2, kondisinya terus membaik setelah rutin mengonsumsi rebusan daun sirsak.
“Acetogenins dalam daun sirsak mengendalikan mitokondria yang overacting. Bila mitokondria normal, maka pertumbuhan sel kanker dapat terkendali,” kata alumnus Universitas Indonesia itu. Hardhi menganjurkan pasien itu untuk menjalani kemoterapi. Kondisinya baik, rambut tak rontok. Bahkan nafsu makan meningkat sehingga bobot tubuh bertambah. “Di sanalah tanaman herbal bekerja menjaga dan memulihkan tubuh,” kata Hardhi.
Dokter dan herbalis di Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Erna Cipta Fahmi, juga meresepkan sirsak untuk para pasien, tetapi lebih banyak buah daripada daun. Selain kepada pasien kista, dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu juga meresepkan buah sirsak untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan ginjal seperti asam urat dan hipertensi.
Dr Prapti Utami juga menganjurkan daun sirsak untuk mengatasi kanker. Kepada para pasien, pemilik Klinik Evergreen itu hanya menjelaskan cara mengolah, dosis dan frekuensi konsumsi daun sirsak. Pasienlah yang mesti mencari daun sirsak segar karena relatif mudah. Sayang, Prapti belum memantau kondisi para pasien pascakonsumsi daun sirsak.
Dokter dan herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja belum meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Sebab, pasokan bahan baku masih terbatas. Meski demikian ia tertarik meresepkan karena daun sirsak memiliki kelebihan ketimbang herbal untuk kanker lainnya. Sidi membandingkan dengan kunir putih Curcuma zedoaria yang juga berkhasiat antikanker. Tanaman anggota famili Zingiberaceae itu mengandung protein yang hanya efektif untuk menghambat mitosis sel kanker dari kelenjar. Beberapa contoh kanker kelenjar adalah kanker prostat dan adenokarsinoma alias pankreas. Bagaimana dengan daun sirsak? Alumnus Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengatakan bahwa cakupan khasiat daun sirsak lebih luas daripada kunir putih.
Selain mujarab mengatasi sel kanker dari kelenjar, daun sirsak juga tokcer mengendalikan kanker yang berasal dari sel jaringan ikat. Contohnya antara lain fibroadenokarsinoma pada kanker payudara dan kanker rahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar